Pengertian Sistem
System
bukanlah “cara” atau “metode” seperti yang banyak dikatakan orang. Cara
hanyalah bagian kecil dari suatu system. Istilah system meliputi spectrum yang
sangat luas. Misalnya manusia, binatang, alam semesta, mobil, motor, lembaga
tertentu adalah sebagai suatu system. Murdick dan Ross sistem (1993)
adalah seperangkat susunan yang digabungkan satu dengan lainnya untuk mencapai
suatu tujuan. Menurut Webster
Unbridge, sistem adalah elemen – lemen yang saling berhubungan dan
membentuk satuan organisasi dan menurut Scott (1996) sistem terdiri dari
unsur – unsur seperti masukan (input), pengolahan (processing),
serta keluaran (output). Sehingga dapat di sintesakan bahwa sistem
merupakan sekumpulan sub sistem yang terdiri dari perangkat – perangkat yang
saling bekerja satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan.
a. Sistem Perencanaan
Perencanaan
(planning), merupakan fungsi pertama dari proses manajemen yang fungsinya untuk
menentukan tujuan dan bagaimana tujuan tersebut dicapai “planning is coping with uncertainty
by formulating future courses of action to achieve specified result” (kinick
dan Williams, 2006). Perencanaan merupakam kegiatan untuk memperkirakan
kegiatan dimasa. yang akan datang. Oleh sebab itu perencanaan yang baik hendaknya
mengandung unsure unsur ;
1. perencanaan
dirumuskan secara jelas dan dijabarkan secara operasional.
2. adanya
kebijaksanaan untuk mencapai tujuan dala garis besarnya.
3. adanya prosedur pembagian tugas serta hubungannya
antara anggota kelompok masing-masing.
4. adanya
kemajuan yaitu penetapan standar kemajuan yang hendak dicapai.
5. adanya program yaitu langkah langkah kegiatan
untuk mencapai tujuan.
b. Model perencanaan
Sistem
pendidikan menurut Mc Grath, (1972) pendekatan system bukanlah suatu rangkaian
berseri, maupun bertahan, system tersebut dinamis yang diprosesnya terjadi
secara interaktif. Sedangkan Hussain, (1972) menyatakan bahwa system pendidikan
dicirikan dalam bentuk kepercayaan, metode, bermacam-macam sumber untuk
memproduksi segala bentuk perubahan-perubahan pada kebiasaan atau tingkah laku
para peserta didik. Pendidikan dicirikan lebih lanjut sebagai suatu institusional
fungsional dalam system pendidikan dalam melayani masyarakat.
2. Tanggung Jawab
Manajer
a. Definisi Manajer
Manajer
adalah orang yang memiliki tanggung jawab dalam usaha memajukan dan
mempertahankan perusahaan,terutama saat-saat sulit. Adapun menurut A.F.Stoner
bahwa, “para manajer sebagai perencana, pengorganisasi, pemimpin dan pengendali
organisasi.” Lebih jauh lagi James A.f .Stoner mengatakan bahwa,” sebenarnya setiap
manajer-seperti pemimpin klub olahraga atau direktur utama suatu perusahaan
multinasional-memegang peranan yang lebih luas untuk menggerakan organisasi
menuju tujuan yang telah ditetapkan”. Merurut James A.F. Stoner manajer yaitu :7
1.
Bekerja dengan orang lain
2.
Bertanggung jawab
3.
Menyelaraskan tujuan dan menentukan prioritas
4.
Berfikir secara analitis dan konseptual
5.
Mediator (penengah), politikus, diplomat, symbol dan pengambil keputusan yang sukar.
b. Tugas dan tanggung jawab manajer :
Top
Manager (Manajer Tingkat Atas)
a)
Mengonsep dan mewujudkan visi dan misi perusahaan atau pun organisasi
b)
Merancang strategi perusahaan secara keseluruhan, termasuk memutuskan kebijakan
akuisisi dan merger.
c)
Mengedepankan pekerjaan dengan format keputusan bersifat umum (abstrak), dan
selanjutnya memerintahkan pihak middle dengan tujuan sesuai yang diarahkan.
d)
Informasi yang diterima oleh pihak top management cukup yang bersifat
poin-poinnya saja
e)
Manajemen tingkat atas tidak membutuhkan informasi tentang berapa banyak penjualan
hari ini, yang diperlukan adalah berapa besar penjualan dari bulan ke bulan dan
apakah ada tren (kecenderungan ) naik atau turun sehingga dari informasi ini
akan diketahui kondisi di masa akan datang yang akan terjadi
f)
Perangkat yang dibutuhkan oleh top management meliputi DSS ( Decision
Support System) dan berapa perangkat lunak lainnya seperti Outlook Soft,
informasi builder, Knowledge, Storm dan sebagainya.
3. Analisis Sistem
dalam Organisasi
Analisis
Sistem (system analysis) adalah penguraian dari suatu sistem informasi
yang utuh ke dalam bagian – bagian komponennya dengan maksud untuk
mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan, kesempatan maupun hambatan –
hambatan yang terjadi dan kebutuhan – kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat
diusulkan perbaikan – perbaikannya.
a)
Dekomposisi
Untuk
menganalisa dan memahami secara menyeluruh sebuah sistem yang besar, biasanya
dibutuhkan waktu yang cukup lama. Untuk mempermudah pekerjaan itu dibutuhkan system
dekomposisi. Dekomposisi adalah pembagian sistem kedalam komponen – komponen
yang lebih kecil (subsistem). Dekomposisi memiliki beberapa keuntungan :
a.
Analisis menjadi lebih mudah menmengatur dan menganalisa setiap subsistem
secara lebih detail.
b.
Pada pengembangan sistem, sistem bisa di dekomposisi menjadi beberapa modul. Modul
sistem terdiri dari empat elemen subsistem yaitu :
masukan,
pengolahan, keluaran dan umpan balik
b)
Modularitas
Konsep
modularitas berhubungan dengan dekomposisi. Pada saat melakukan dekomposisi,
diharapkan sistem yang besar terbagi menjadi subsiste, - subsistem yang relatif
sama ukurannya. Dengan modul – modul ini maka beban kerja mengembangkan
sistem
bisa didistribusikan secara merata pada semua sumber daya yang ada. Pengembangan
sistem jadi lebih sederhana karena hanya terfokus pada satu modul terlebih
dahulu, baru dilakukan integrasi antar modul.
c)
Coupling
Dari
modul –modul yang kita peroleh, kadang – kadang ditemukan beberapa modul yang
memiliki ketergantungan dengan modul yang lain. Pada kasus seperti ini, modul –
modul yang saling bergantung harus dipasangkan (di-couple). Dengan cara
ini bisa diketahui modul yang bisa bekerja secara independen dan modul – modul
yang harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum modul yang lain bisa bekerja.
d)
Kohesi
Dari
proses coupling antar modul, kita bisa dapatkan kelompok – kelompok
modul dengan karakteristik yang hampir sama. Disini muncul konsep kohesi dimana
kelompok modul itu harus dianalisis bersama – sama dengan kelompok modul yang
saling berkohesi.
c.
Analis Sistem
Analisis
sistem merupakan pekerjaan yang bertugas menganalisis suatu sistem yang berlaku
dalam suatu organisasi. Tugas utama dari seorang analis sistem adalah
menentukan bentuk sistem yang akan dibangun nantinya. Keputusan ini tidak
mudah.
Kesalahan
menentukan format sistem yang akan dibangun akan berakibat pada gagalnya proyek
yang dikerjakan.
Adapun
hal – hal tanggung jawab dari seorang analis sistem
meliputi
:
a.
Pengambilan data yang efektif dari sumber bisnis
b.
Aliran data menuju ke komputer
c.
Pemrosesan dan penyimpanan data dengan komputer
d.
Aliran dari informasi yang berguna kembali ke proses bisnis
dan
penggunanya.
4. Sibernetika
Teori
sibernetika menekankan hubungan timbal balik diantara semua bagian dari sebuah
sistem. Kami akan menyajikan dua genre teori sibernetika. Pertama, satu
kelompok teori yang umumnya berasal dari rubrik penggabungan informasi (information
- integration). Kedua, satu kelompok teori yang umumnya dikenal sebagai
teori konsistensi ( consistency theories ). Teori Penggabungan Informasi
(information integration) bagi pelaku komunikasi berpusat pada cara kita
mengakumulasi dan mengatur informasi tentang semua orang, objek, situasi, dan
gagasan yang membentuk sikap atau kecenderungan untuk bertindak dengan cara
yang positif atau negatif terhadap beberapa objek. Pendekatan penggabungan informasi
adalah salah satu model paling populer yang menawarkan untuk menjelaskan
pembentukan informasi dan perubahan sikap. Informasi adalah salah satu dari
kekuatan tersebut dan berpotensi untuk memengaruhi sebuah sistem kepercayaan
atau sikap individu. Sebuah sikap dianggap sebagai sebuah akumulasi dari
informasi tentang sebuah objek, seseorang, situasi, atau pengalaman.
Dua
variabel nampaknya memiliki peranan penting dalam memengaruhi perubahan sikap.
Pertama adalah valance atau arahan. Valance mengacu pada apakah informasi
mendukung keyakinan Anda atau menyangkal mereka. Ketika informasi menyokong
keyakinan anda, maka informasi tersebut mempunyai valance “positif”. Ketika
tidak menyokong, maka valance “negatif”. Variabel kedua yang memengaruhi dampak
dari informasi adalah bobot yang anda berikan terhadap informasi. Bobot adalah
sebuah kegunaan dari kredibilitas. Perubahan sikap terjadi karena informasi
baru yang muncul dalam keyakinan adanya perubahan dalam sikap atau karena
informasi yang baru mengubah bobot atau valance pada sebentuk informasi. Jadi,
valance memengaruhi bagaimana informasi memengaruhi sistem keyakinan
anda dan bobot memengaruhi seberapa banyak pengaruh itu bekerja.
1. Teori
Nilai Ekspektasi.
Salah
satu dari ahli teori penggabungan informasi yang sangat terkenal dan dihormati
adalah Martin Fishbein. Karya Fishbein menyoroti sifat kompleks dari perilaku
yang diketahui sebagai teori nilai ekspektasi (expectancy-value theory). Menurut
fishbein, ada dua macam keyakinan. Pertama yakin pada suatu hal. Ketika anda
meyakini sesuatu, anda akan berkata bahwa hal tersebut ada. Kedua, yakin pada
perasaan.
2.
Teori Tindakan yang Beralasan.
Icek
ajzen dan Martin Fishbein memperluas cakupan dari teori nilai ekspektasi dengan
menambahkan faktor intensi dalam rumus. Hal ini sebagai sebuah teori dari
tindakan yang beralasan. Misalnya seseorang yang ingin bekerja karena mendapat
upah sebagai salah satu reward yang didapat. Teori penggabungan informasi
berhubungan dengan sistem faktor. Apa yang anda fikirkan tentang isu dan
bagaimana anda berperilaku, dihasilkan dari sebuah interaksi kompleks diantara
variabel sebagai salah satu karya dari Fishbein dan Ajzen yang membantu kita
melihat apakah hubungan
mereka.
0 komentar:
Posting Komentar