Pages

Rabu, 17 Desember 2014

Evaluasi

 teman-teman ini adalah bab terakhir dalam mata kuliah PMP yaitu tentang evaluasi. nah baca baik-baik bab tentang evaluasi ini ;) 
   Definisi Konseptual
Menurut Bloom et. Al.,Evaluation, as we see it, is the systematic collection of evidence to determine whether in fact certain changes are taking place in the learners as well as to determine the amount ar degree of change in individual student”(Evaluasi, sebagaimana kita lihat, adalah pengumpulan kenyataan secara sistematis untuk menetapkan apakah dalam kenyataan terjadi perubahan diri siswa dan menetapkan sejauh mana tingkat perubahan dalam pribadi diri siswa.)
Menurut Stufflebeam et. Al.,“Evaluation is the process of delineating, obtaining, and providing useful information for judging decision alternatives”.(Evaluasi merupakan proses menggambarkan memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk menilai alternatif keputusan.)
Menurut Frey, Barbara A., and Susan W. Alman.,“EvaluationThe systematic process of collecting, analyzing, and interpreting information to determine the extent to which pupils are achieving instructional objectives”. (Evaluasi adalah proses sistematis
pengumpulan, analisis, dan interpretasi informasi untuk menentukan
sejauh mana siswa yang mencapai tujuan instruksional.)
Menurut Ralph W. Teyler, “Evaluation is a process of determining to what extent the educational objective are actually being realized”.(Evaluasi adalah sebuah proses menentukan sampai seberapa tinggi tujuan pendidikan sesungguhnya dapat dicapai.)
Dari definisi menurut para ahli diatas dapat disintesakan, evaluasi adalah suatu kegiatan atau proses sistematis untuk menilai sesuatu dengan kenyataan yang terjadi serta menetapkan perubahan-perubahan untuk menentukan perencanaan yang baik guna mencapai suatu tujuan yang diharapkan.
                  
  Pengertian Evaluasi
Pengertian evaluasi dituliskan dalam kamus Oxford Advanced Learne’s Dictionary of Current English “Evaluation is to find out, decided the amount or value”. (Evauasi adalah upaya untuk menentukan nilai atau jumlah.) Dengan melakukan evaluasi, peneliti dapat menentukan nilai sesuatu baik berupa program ataupun produk.
Menurut Komite Studi Nasional tentang evaluasi (National Study Committee on Evaluation) dari UCLA yang telah dikutip oleh Widoyoko, menyatakan bahwa : “Evaluation is the process of ascertaining the decision of concern, selecting appropriate information, and collecting and analyzing information in order to report summary data useful to decision  makers in selecting among alternatives”.(Evaluasi merupakan suatu proses atau kegiatan pemilihan, pengumpulan analisis dan penyajian informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan serta penyusunan program selanjutnya.)
Dalam evaluasi selalu mengandung proses. Proses evaluasi harus tepat terhada tipe tujuan suatu kegiatan yang mengukur derajat, dimana suatu tujuan dapat dicapai. Sebenarnya evaluasi juga merupakan proses memahami, member arti, mendapatkan, dan mengkomunikasikan suatu informasi bagi keperluan pengambilan keputusan.
Berdasarkan Pengertian evaluasi diatas dapat disintesakan bahwa evaluasi adalah sebuah proses penilaian yang dilakukan oleh peneliti untuk menentukan baik buruknya suatu program yang nantinya akan mempengaruhi sebuah keputusan guna memperbaiki penyusunan program selanjutnya.

Konsep Dasar Evaluasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Konsep adalah rancangan atau ide yang masih diabstrakan sedangkan dasar adalah pokok atau pangkal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa konsep dasar evaluasi adalah suatu rancangan atau ide pokok evaluasi.
Dalam suatu kegiatan pendidikan konsep dasar evaluasi harus dikuasai oleh pendidik ataupun calon pendidik yaitu tujuan evaluasi pendidikan, karakteristik evaluasi pendidikan, dan teknik evaluasi.

a)    Tujuan Evaluasi Pendidikan
     Pendidik dan calon pendidik ataupun pengelola pengajaran mengadakan evaluasi atau penilaian dengan maksud melihat apakah usaha yang dilakukan melalui pengajaran sudah mencapai tujuan atau tidak. Apabila sekolah diumpamakan sebagai tempat mengolah sesuatu dan calon siswa diumpamakan sebagai bahan mentah maka lulusan dari sekolah itu dapat disamakan sengan hasil olahan yang sudah siap digunakan. Dalam istilah inovasi yang menggunakan teknologi maka tempat pengolahan ini disebut transformasi.
b)    Karakteristik Evaluasi
     Secara sederhana, Zainal Arifin, mengemukakan karakteristik evaluasi yang baik adalah:
                         Kevalidan
          Valid artinya suatu alat ukur dapat dikatakan valid jika betul-betul mengukur apa yang hendak diukur secara tepat.
Reliable
          Realible artinya suatu alat ukur dapat dikatakan reliable jika mempunya hasil yang taat asas (consistent) .
 Relevan
          Relevan artinya alat ukur yang digunakan harus sesuai dengan standar kompetensi dasar dan indikator yang sudah ditetapkan.
 Representative
          Artinya materi alat ukur harus betul-betul mewakili dari seluruh materi yang disampaikan
 Praktis
          Praktis artinya mudah digunakan, jika alat ukur itu sudah memenuhi syarat namun sulit untuk digunakan maka tidak praktis.
Deskriminatif
          Deskriminatif artinya alat ukur harus disusun sedemikian rupa, sehungga dapat menunjukkan perbedaan-perbedaan sekecil apapun.
Spesifik
          Spesifik artinya jika alat ukur disusun dan digunakan khusus untuk objek yang diukur. Jika alat ukur tersebut menggunakan tes, maka jawaban tes jangan menimbulkan ambivilensi atau spekulasi.
Proporsional
          Proporsional artinya suatu alat ukur harus memiliki tingkat kesulitan yang proporsional antara sulit, sedang dan mudah.
a)    Teknik Evaluasi
        Teknik evaluasi ini dikenal untuk mendapatkan hasil yang lebih baik sesuai kenyataan yang di evaluasi. Ada dua jenis teknik evaluasi dalam pembelajaran yaitu:
1.    Tes
        Tes adalah penilaian komphrenhensive terhadap seorang individu atau usaha keseluruhan evaluasi. Ada dua jenis alat yang digunakan dalam program pembelajaran:
v  Tes tulis (obyektif tes):
- benar/salah
- pilihan berganda
- menjodohkan
- melengkapi
v  Lisan : 
-          Suatu penguju menilai satu calon 
-          Satu penguji menilai sekolompok 
-          Kelompok penguji menilai satu calon 
-         Kelompok penguji menilai sekelompok calon
2.    Non tes
        Non tes adalah menilai aspek aspek tingkah laku seperti sikap, minat perhatian, karakteristik dan lain-lain. Yang tergolong teknis non tes antara lain:
v  Observasi, adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan yang dilakukan secara teliti dan pencatatan secara sistematis.
v  Studi kasus, adalah mempelajari individu dalam periode tertentu secara terus menerus untuk melihat perkembangannya.
v  Kuesioner, adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh bukan orang yang diminta keterangannya.
v  Rating scale (skala bertingkat), adalah skala yang berbentuk angka terhadap suatu hasil pertimbangan.
v  Wawancara, adalah suatu cara untuk mendapatkan jawaban dari responde dengan jalan Tanya jawab.
v  Check list, adalah deretan pertanyaan dimana responden yang dievaluasi hanya membubuhkan tanda cocok atau check list ditempat yang telah disediakan.
v  Riwayat hidup, adalah gambaran tentang keadaan seseorang selama dalam masa kehidupannya.  
Prinsip-Prinsip Evaluasi
Ketika proses evaluasi telah dilakukan dengan penerapan teknik evaluasi yang sudah sempurna namun apabila tidak dipadukan dngan prinsip-prinsip penunjangnya maka hasil evaluasi akan kurang dari yang diharapkan. Berikut ini adalah yang termasuk prinsip-prinsip evaluasi adalah:
1)Keterpaduan
   Evaluasi harus memegang prinsip keterpaduan, dimana ada kesatuan antara tujuan intruksional atau tujuan pembelajaran, materi pembelajaran dan metode pembelajaran.
2)Keterlibatan siswa
   Prinsip ini berkaitan erat dengan metode belajar yakni menuntut keterlibatan siswa secara aktif. Untuk mengetahui sejauh mana siswa berhasil dalam kegiatan belajar-mengajar yang dijalaninya secara aktif, siswa membutuhkan evaluasi.
3)Koherensi
   Dengan prinsip ini dimaksudkan evaluasi harus berkaitan dengan materi pengajaran yang sudah disajikan dan sesuai dnegan kemampuan siswa yang hendak diukur.
4)Pedagogis
   Prinsip ini sangat diperlukan karena sebagai alat penilai  dari hasil pembelajaran. Disamping itu, perlu adanya alat penilai dari aspek pedagogis untuk melihat perubahan skap dan perilaku sehingga pada akhirnya hasil evaluasi mampu menjadi motivator bagi diri siswa.
5)Akuntabilitas
   Setelah menilai dan melihat hasil pencapaian siswa kemudian diperlukan adanya penyampaian terhadap pihak-pihak yang berkepentingan dengan pendidikan sebagai laporan pertanggungjwaban (accountability). Pihak-pihak yang dimaksud adalah orang tua, masyarakat, lembaga pendidikan, dan lain sebagainya. Pihak-pihak tersebut perlu mengetahui keadaan dan kemajuan belajar siswa agar dapat mempertimbangkan manfaatnya.

Objek Evaluasi
Objek atau sasaran evaluasi adalah hal-hal yang menjadi pusat perhatian untuk dievaluasi. Apa pun yang ditentukan oleh evaluator atau penilai untuk dievaluasi, itulah yang disebut dengan objek evaluasi.
Terdapat tiga objek evaluasi dalam bidang pendidikan yaitu:
1.    Input
Input atau masukan adalah bahan mentah yang akan dimasukkan dalam transformasi pendidikan. Input evaluasi adalah siswa, dan yang menjadi objek evaluasi pendidikan pada input siswa adalah hasil beljar, sikap, motivasi, bakat, kecerdasan, minat dan kepribadian.
2.    Transformasi
Transformasi adalah mesin yang bertugas mengubah bahan mentah menjadi bahan jadi. Dalam dunia sekolah, sekolah itulah yang dimaksud dengan transformasi. Di sekolah terdiri dari beberapa mesin yang menyebabkan berhaisil atau gagalnya sebagai transformasi, hal itu ditentukan oleh unsur-unsur yang ada. Unsur-unsur transformasi sekolah tersebut adalah guru, bahan pelajaran, metode mengajar, sarana prasarana, sistem administrasi.
3.    Output
Output adalah bahan jadi yang dihasilkan dari proses transformasi. Output evaluasi adalah siswa yang menjadi lulusan lembaga pendidikan tertentu. Evaluasi terhadap lulusan dilakukan untuk mengetahui seberapa besar tingkat pencapaian atau prestasi belajar siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah.

Senin, 15 Desember 2014

Pengawasan

A.       Definisi Konseptual

Control is a assurance that the performance can form to plan. “Kontrol adalah jaminan bahwa kinerja sesuai dengan rencana”.

Control is to determine what is, evaluate it, and apply corrective measuress, if needed, to insure result in keeping with me plan. “Kontrol adalah untuk menentukan apa itu evaluasi, dan menerapkan langkah-langkah perbaikan, jika diperlukan untuk memastikan hasil sesuai dengan yang direncanakan”.

Jadi, pengawasan adalah suatu proses pemantauan untuk mendapatkan informasi tentang pelaksanaan suatu kegiatan untuk mengambil suatu keputusan.

B.       Pembahasan

a)       Fungsi Pengawasan (Monitoring)
Terdapat beberapa fungsi pengawasan menurut Ernie dan Saefullah, yaitu :
·      Mengevaluasi keberhasilan dan pencapaian tujuan serta target sesuai dengan indikator yang ditetapkan.
·      Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang mungkin ditemukan.
·      Melakukan berbagai alternative solusi atas berbagai masalah yang terkait dengan pencapaian tujuan perusahaan.

b)       Sistem Pengawasan
·         Sistem Komperatif
Langkah-langkah pengawasan melalui sistem komperatif, yaitu :
-       Mempelajari laporan kemajuan pekerjaan
-       Membandingkan laporan hasil-hasil pelaksanaan pekerjaan dengan rencana awal
-       Mengadakan analisa terhadap perbdaan-perbedaan
-       Memberikan penilaian terhadap hasil pekerjaan termasuk para penanggung jawabnya.
-       Membuat suatu keputusan untuk perbaikan dan penyempurnaan pelaksanaan pekerjaan.

·      Sistem Verifikatif
Langkah-Langkah pengawasan melalui sistem verifikatif, yaitu :
-       Menentukan ketentuan-ketentuan yang berhubungan dengan prosedur pemeriksaan.
-       Membuat laporan secara periodik terhadap hasil pemeriksaan.
-       Mempelajari laporan untuk mengetahui perkembangan dari hasil pelaksanaan.
-       Mengambil keputusan untuk tindakan-tindakan perbaikan atau penyempurnaan.

·      Sistem Inspeksi
Inspeksi bertujuan untuk mengecek kebenaran dari hasil laporan dan memberikan penjelasan-penjelasan terhadap kebijaksanaan pimpinan, dilakukan dengan rasa kesetiakawanan, solidaritas dan morak yang tinggi.

·      Sistem Investigasi
Hasil laporan dari sistem ini bersifat hipotesa (dugaan sementara). Sistem ini menitik beratkan penelitian yang lebih mendalam terhadap masalah yang bersifat negatif.
Tahapan-tahapan yang dilakukan adalah :
-     Pengumpulan data
-     Menganalisa/mengolah data
-     Penelitian terhadap data tersebut
-     Kemudian hasil penelitian nya diambil keputusan.

c)       Objek Pengawasan
Objek Pengawasan merupakan hal-hal yang harus diawasi dalam pelaksanaan suatu rencana.
Secara garis besar objek pengawasan dapat dikelompokkan menjadi 4, yaitu :
·      Kuantitas dan kualitas program, yaitu barang atau jasa yang dihasilkan oleh kegiatan atau program tersebut.
·      Biaya program, menggunakan tiga macam standar yaitu :
-       modal yang dipakai,
-       pendapatan yang diperoleh, dan
-       harga program.
·      Pelaksanaan (Implementasi) program, yaitu pengawasan terhadap waktu, tempat, dan proses pelaksanaan.
·      Hal-hal yang bersifat khusus, yaitu pengawasan yang ditujukan kepada hal-hal khusus yang ditetapkan oleh pimpinan atau manajer.

d)       SOP Pengawasan
Didalam pengawasan terdapat tujuan dari SOP pengawasan yaitu untuk pedoman agar tidak menyimpang dari ketentuan yang ada.
Dan Manfaat Standar Operasional Pelaksanaan (SOP) adalah sebagai pedoman bagi seluruh anggota pengawasan dalam melaksanakan tugas dilapangan.

e)       Pengawasan Efektif
Agar pengawasan efektif, maka para manajer harus menghayati reaksi manusia terhadap sistem pengawasan.
Menurut Stoner didalam pengawasan yang efektif haruslah memenuhi persyaratan, yaitu :
·      Ketepatan
·      Sesuai waktu
·      Objektif dan Komprehensif
·      Fokus pada titik pengawasan strategis
·      Realistissecara ekonomis
·      Luwes
·      Realistis secara organisatoris
·      Terkoordinasi dengan aliran kerja organisasi
·      Perspektif dan operasional
·      Dapat diterima para anggota orgsanisasi.
Sedangkan menurut Schermerhorn, persyaratan pengawasan yang efektif itu yaitu :
·      Berorientasi pada hal-hal yang strategis pada hasil-hasil
·      Berbasis informasi
·      Tidak kompleks
·      Cepat dan berorientasi perkecualian
·      Dapat dimengerti
·      Luwes
·      Konsisten dan struktur organisasi
·      Jujur dan objektif
·      Dirancang untuk mengakomodasi pengawasan diri
·      Positif mengarah ke perkembangan, perubahan dan perbaikan.

f)         Cara-Cara Mengawasi
Pengawasan yang efektif dilakukan oleh seorang atasan, maka haruslah terkumpul fakta-fakta di tangan pemimpin yang bersangkutan.
Agar pengawasan efektif, maka ada beberapa cara untuk mengumpulkan fakta-fakta yaitu :
·         Peninjauan pribadi
·         Interview atau lisan
·         Laporan tertulis
·         Laporan dan pengawasan kepada hal-hal yang bersifat istimewa.

g)       Faktor-Faktor yang Membuat Pengawasan di Perlukan

Di dalam sebuah organisasi membuat pengawasan sangat diperlukan, membuat pengawasan diperlukan faktor-faktor. Faktor-faktor nya yaitu :
·      Perubahan lingkungan organisasi
·      Peningkatan kompleksitas organisasi
·      Kesalahan-kesalahan
·      Kebutuhan manajer untuk mendelegasikan wewenang.


Text Widget

apa yang anda baca adalah tugas -_-
 

Blog Template by BloggerCandy.com