Pages

Sabtu, 28 Maret 2015

Sistem Desain Kerja


A.   Desain Pekerjaan
Desain pekerjaan adalah fungsi penetapan kegiatan-kegiatan kerja seorang individu atau kelompok karayawan secara organisasional. Tujuannya adalah untuk mengatur penugasan-penugasan kerja yang memenuhi kebutuhan organisasi, teknologi dan keperilakuan.
Desain pekerjaan merupakan keputusan dan tindakan manajerial yang mengkhususkan kedalam cakupan dan hubungan pekerjaan yang objektif untuk memenuhi kebutuhan orgranisasi serta kebutuhan sosial dan pribadi pemegang pekerjaan.
Strategi desain pekerjaan dikembangkan dengan menekankan pentingnya karakteristik pekerjaan inti. Strategi berdasarkan teori motivasi Herzberg yang mencakup peningkatan kedalam pekerjaan melalui pendelegasian wewenang yang lebih besar kepada pemegang pekerjaan. Tetapi pemerkayaan tidak dapat diterapkan secara universal karena tidak mempertimbangkan perbedaan individu.
Ukuran perbedaan individu mendorong untuk mengkaji cara meningkatkan persepsi positif terhadap keragaman. Identitas, arti, otonomi dan balikan akan meningkatkan prestasi kerja dan kepuasan kerja seandainya para pemegang pekerjaan memiliki kebutuhan pertumbuhan yang relatif tinggi.
B.   Mendesain kembali Pekerjaan (Job Redesign)
Mendesain kembali pekerjaan hendaknya bertujuan pada perubahan pada pekerjaan-pekerjaan yang lebih khusus, saling mempunyai ketergantungan antara individu dan kelompok kerja dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas kerja para pegawai dan produktifitas kerja dalam suatu organisasi.
Desain pekerjaan (job redesign) merupakan kegiatan merancang atau menyusun kembali rencana-rencana yang telah dibuat tentang tugas-tugas dari pekerjaan para pegawai sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan individu.
Dalam mendesain kembali pekerjaan dibutuhkan teknik baik secara individu maupun kelompok. Teknik-teknik tersebut antara lain :
1.   Teknik Pengayaan Kerja (job enrichment)
2.   Teknik Perluasan Kerja (job enlargement)
3.   Rotasi Kerja (job rotation)
4.   Kelompok Kerja
C. Pendekatan dan teknik desain kerja (Job Design)
pengertian job design adalah suatu pendekatan didalam suatu pekerjaan yang dilakukan dengan sedemikian rupa untuk memetik minat pekerja dengan mengadakan job enlargement yaitu praktek untuk memperluas isi daripada suatu pekerjaan yang meliputi jenis dan tugas dalam tingkat yang sama dan job enrichment yaitu praktek yang memberikan karyawan tingkat kebebasan yang lebih tinggi terhadap perencanaan dan pengorganisasian melalui implementasi kerja dan evaluasi hasil.
Banyak penelitian yang menghasilkan konsep dan teori baku tentang job design dengan pendekatan motivasi. Konsep dan teori tersebut telah banyak diadopsi oleh banyak organisasi di dunia dan terus mengalami perubahan sesuai dengan perubahan zaman. Salah satunya adalah konsep tentang job design dengan pendekatan motivasi adalah model survei Diagnostik Pekerjaan Hackman-oldman yang mengkombinasikan lima variabel karakteristik pekerjaan.
Dengan menggunakan pendekatan ini organisaai dapat mendesign pekerjaan dengan menggunakan karakteristik pekerjaan sebagai dasar kategori. Namun, sejalan dengan perubahan dan kebutuhan terutama pada era globalisasai, konsep hackman-oldman tidak mampu seluruhnya menjawab tantangan tersebut, untuk itu perlu diadakan modifikasi konsep job design. Untuk itu perlu dilakukan pengembangan model dan pendekatan job design dari setiap organisasi.
Model baru ini muncul sebagai akibat dari pengaruh lingkungan dan munculnya kebutuhan baru dalam proses job design dari setiap organisasi tersebut. Namun model apapun yang digunakan oleh tiap organisasi tersebut, job design harus mampu mengakomodir kebutuhan individu dan organisasi dan mampu mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.Job design dikaji dikaji melalui pendekatan scientific management. Atau terngiang satu tambahan kata saja di depan job design.efisiensi job design.
Elemen-elemen desain pekerjaan
-  Elemen organisasional
-  Pendekatan mekanistik
-  Aliran kerja
-  Praktek-praktek kerja
  Elemen lingkungan
          -  Kemampuan dan ketersediaan karyawan
          -  Pengharapan sosial
          -  Elemen keperilakuan
-  Otonomi
-  Variasi
-  Identitas tugas
-  Umpan balik
 Trade-offs keperilakuan dan efisiensi
¨ Produktifitas versus Spesialisasi
¨ Kepuasan kerja versus Spesialisasi
¨ Proses belajar versus Spesialisasi
¨ Perputaran karyawan versus Spesialisasi
   Teknik job re-design
¨ Simplifikasi pekerjaan
¨ Perluasan pekerjaan
D.   Teknik-teknik desain kerja (rotasi kerja, perusahaan kerja, pengayaan kerja, kelompok kerja)
1.    Rotasi Kerja (job rotation)
Job rotation is workers who spend all their time in one routine task can instead move from one task to another.  (Rotasi pekerjaan adalah pekerja yang menghabiskan waktu mereka disalah satu tugas rutin yang kemudian bisa berpindah dari satu tugas ke tugas yang lain) sedangkan menurut Stephen P. Robbins mengemukakan rotasi kerja adalah variasi horizontal atau perpindahan pekerjaan secara horizontal.
2.    Perluasan Kerja (job enlargement)
“Job Enlargement is increasing the number of different tasks in a given job  by changing the division of labor”.  (Perluasan Kerja adalah meningkatkan jumlah tugas yang berbeda dalam suatu pekerjaan yang diberikan dengan mengubah pembagian kerja) Sedangkan Stephen P. Robbins menganggap perluasan kerja merupakan penjabaran pekerjaan dari rotasi kerja.
3.    Pengayaan Kerja (Job Enrichment)
“Job Enrichment is changing a task to make it inherently more rewarding, motivating and satisfying”.  ( pengayaan kerja adalah mengubah suatu tugas untuk membuatnya saling tidak terpisahkan agar bermanfaat, memotivasi, dan memuaskan.)
Pengayaan kerja merupakan perluasan kerja secara vertikal yang di fokuskan kepada peningkatan terhadap kedalaman pekerjaan. Selanjutnya dalam pengayaan kerja, menghendaki para pekerja mengontrol pekerjaannya sendiri. Tugas-tugas yang ditambahkan terhadap pekerjaan hendaknya memungkinkan para pekerja melakukan aktivitas yang sempurna dan penuh dengan kebebasan, mandiri, bertanggung jawab, dan meningkatkan kualitas kerja.jenis pekerjaan seperti ini harus dapat memberikan umpan balik, sehingga para pegawai atau pekerja dapat menilai dirinya sendiri dan dapat menilai pekerjaannya sendiri.
4.    Kelompok Kerja
Kelompok kerja dalam suatu organisasi merupakan bentuk kelompok kerja yang dibentuk untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan dalam organisasi, sehingga nantinya dengan kelompok kerja para pegawai dapat melaksanakan pekerjaan secara efisien dan efektif sesuai dengan rencana kerja yang telah ditetapkan semula.

Pendekatan System pada masa yang akan datang

a.    Meramalkan Masa yang Akan Datang.
Pada suatu organiasasi terutama organiasasi dalam bidang pendidikan, penerapan pendekatan sistem sangat diperlukan sekali. Maksud dari pendekatan sistem ini adalah untuk mengetahui lingkunan eksternal dan internal yang ada di organisasi pendidikan secara keseluruhan, sehingga dapat mengilustrasikan atau menggambarkan bentuk proeses perencanaan yang ingin dilakukan dalam bidang pendidikan dengan menggunakan analisis sistem dari sistem-sistem yang bersifat kompleks.Semakin berkembangnya proeses dan metode pendidikan di suatu negara, membuat para manajer pendidikan melakukan perencanaan yang sifatnya jangka panjang atau untuk masa yang akan datang.
Dalam perencanaan, seorang perencana dapat menggambarkan apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Perencanaan menurut Steven Sinofsky dan Marco Lansiti adalah “A method of doing, developed in advance ; a systematic arrangement of elements or important parts; a program stipulating a benefit a proposed course of action” ( Sebuah metode yang dikembangkan secara meningkat dalam suatu penyusunan upaya sistematis dari unsur-unsur atau bagian penting disebuah program yang menetapkan keuntungan mengusulkan tindakan).
Dengan menggunakan perencanaan sebagai kegiatan memperkirakan kondisi dan keadaan di masa yang akan datang, sehingga manajer akan dengan mudah dalam mengambil keputusan tentang kegiatan yang cocok untuk dilaksanakan.
b.    Peninjauan Ulang terhadap Pendekatan Sistem
pendekatan sistem memerlukan dan membutuhkan pengetahuan dasar yang berasal dari teori-teori sistem secara umum, serta memiliki relevansi dalam berbagai berbagai kegiatan ilmiah dan kegiatan praktis. Pendekatan sistem meliputi pengaplikasian konsep yang relevan berdasarkan teori sistem secara umum untuk mempermudah pemahaman terhadap teori-teori organisasi dan praktek manajemen.
Analisis sistem merupakan suatu metode atau teknik yang digunakan dalam pemecahan masalah atau pengambilan keputusan. Analisis sistem meliputi :
1. Kesadaran akan adanya suatu masalah.
2. Identifikasi berbagai alternatif.
3. Analisis dan sistematis dari berbagai faktor.
4. Penentuan suatu cara pemecahan masalah secara optimal.
5. Program kegiatan.
Analisis sistem akan membantu menemukan aspek-aspek dan aplikasi dalam pemecahan masalah teknologi, ekonomi dan social yang dihadapi oleh manusia.
c.    Aplikasi Sistem pada Organisasi
Sistem social baru selalu muncul dalam organisasi dan berkembang sesuai dengan kebutuhan individu, kelompok maupun masyarakat secara luas. Salah satu hal yang sangat penting adalah muncul dan berkembangnya beraneka ragam organisasi dengan skala besar sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Dalam membangun budaya organisasi, sistem social sangat dibutuhkan terutama bagaimana sistem social dijadikan sasaran dalam pemberian pelayanan terhadap pelanggan eksternal. Dengan memahami sistem sosial yang ada di masyarakat, maka organisasi mendapat keuntungan dari segala macam sudut pandang.
d.    Pendekatan Sistem dalam Hubungannya dengan Organisasi.
pendekatan sistem menekankan pada aplikasi organisasi secara perseorangan, memahami hubungan-hubungan antar organisasi, dan sistem distribusi serta perencanaan anggaran organisasi. Dalam suatu organisasi formal tertanam suatu lingkungan, norma dan nilai yang baik, dan terdapat kumpulan masyarakat luas yang bersifat kompleks. Kesaling ketergantungan antara organisasi dalam kehidupan moderen dicerminkan oleh bertambahnya penekanan terhadap sistem dan semua komponen organisasi yang tidak dapat dilepaskan dari sistem manajemen.
Pendekatan sistem merupakan suatu cara yang penting dan akan membantu koordinasi antara komponen dalam organisasi, setiap organisasi akan menugaskan anggotanya untuk ikut serta secara bersama-sama untuk melakukan kegiatan dalam mencapai tujuan organisasi.
e.    Pendekatan Sistem dan Hubungannya dengan Lingkungan
Organisasi merupakan sub sistem dari lingkungan sosiokultural yang lebih luas, dengan pendekatan sistem memberikan suatu model untuk memikirkan hubungan-hubungan dalam organisasi. Semua organisasi memperoleh input, dan mentransformasikannya dengan cara mengembalikannya dalam bentuk output pada lingkungan. Dengan pendekatan sistem yang terbuka memberikan suatu model yang lebih cocok untuk melihat hubungan lingkungan dengan organisasi, akan tetapi penerapan pendekatan ini lebih banyak dihadapkan dalam masalah social, teknologi dan lingkungan.
Menurut Degreene yang dikutip dalam Mukhneri ada beberapa tahap yang dapat diikuti dalam pendekatan sistem melihat hubungannya dengn lingkungan social, diantaranya adalah :
-  Mengenali masalah-masalah yang ada dalam pendekatan sistem.
-  Menentukan sub sistem, hubungan timbal balik dan men dapatkan informasi
   mengenai input, output, misi, hambatan dan lain-lain.
f.     Peranan Manajer
Setiap perusahaan memiliki manajemen yang  memegang berbagai peranan penting yang menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan untuk diwujudkan bersama. Ada banyak peran yang harus dimainkan / diperankan para manajer secara seimbang sehingga diperlukan orang-orang yang tepat untuk menjalankan peran-peran tersebut. Untuk itu, peranan manajer sangat diharapkan dapat memacu laju perkembangan suatu perusahaan.
Peranan yang dimainkan oleh manajer terbagi menjadi tiga, yaitu:
1.    Peran antarpribadi
Merupakan peran yang melibatkan orang dan kewajiban lain, yang bersifat seremonial dan simbolis. Peran ini meliputi peran sebagai figur untuk anak buah, pemimpin, dan penghubung.
2.    Peran informasional
Meliputi peran manajer sebagai pemantau dan penyebar informasi, serta peran sebagai juru bicara.
3.    Peran pengambilan keputusan
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah peran sebagai seorang wirausahawan, pemecah masalah, pembagi sumber daya, dan perunding.
    manajer harus mempunyai beberapa keterampilan, diantaranya:
1.    Keterampilan konseptual (conceptional skill)
Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi.
2.    Keterampilan berhubungan dengan orang lain (humanity skill)
Manajer harus mahir berkomunikasi atau memiliki keterampilan berhubungan dengan orang lain, yang disebut juga keterampilan kemanusiaan.
3.    Keterampilan teknis (technical skill)
Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya membuat program komputer, memperbaiki mesin, akuntansi , dan lain-lain.
Dengan dibekali keterampilan diatas, seorang manajer akan lebih peka terhadap permasalahan yang terjadi pada perusahaan, selain itu dia juga akan dapat segera membuat pemecahan dari masalah tersebut. Dalam mempersiapkan pemecahan masalah, manajer memandang perusahaan sebagai suatu sistem dengan memahami lingkungan perusahaan dan mengidentifikasikan subsistem-subsistem dalam perusahaan.

Disamping itu dapat pula di katakana (sehubungan dengan fungsi-fungsi manajemen yang telah kita kenal) bahwa seorang manajer: 
1.    Menyusun rencana-rencana
Manajer menentukan arah tindakan-tindakan guna mencapai hasil dan sarana-sarana yang digariskan. Hal itu mencangkup tindakan “peramalan” penetapaan sasaran-sasaran dan mengembangkan prosedur-prosedur.
2.    Melaksanakan pengorganisasian
Manajer menciptakan hubungan-hubungan otoritas dan tangung jawab yang di perlukan. hal tersebut meliputi penggarisan syarat-syarat , memilih staf, memberikan delegasi dan melaksanakan komunikasi.  
3.    Memimpin 
Seorang manajer mengkombinasi upaya-upaya guna memastikan pencapaian sasaran-sasaran. hal tersebut antara lain mencangkup :
-       pengambilan keputusan, melaksanakan briefing kepada stafnya, mendengar dan  menyelesaikan aneka macam konflik yang muncul.
-       Manejer harus memotivasi : manajer membentuk dan mempertahankan enthusiasm dan moral tinggi.  Hal itu antara lain mencangkup aktifitas : pengobservasian, evaluasi,   keterlibatan, tindakan-tindakan dan komitmen-komitmen.
4.     Melaksanaan pengawasan
Manajer harus berupaya untuk memastikan bahwa rencana-rencana yang ada, dan sasaran-sasaran yang di gariskan, dicapai. Manajer harus mencari penyebab kegagalan-kegagalan,guna memperbaikinya pada masa mendatang.
Hal tersebut mencangkup : analisis hasil-hasil yang dicapai dibandingkan dengan rencana-rencana yang ada, tindakan-tindakan, dan follow-up.

Peran yang dilakukan oleh manajer antara lain peran antar pribadi, peran informasional, peran pengambilan keputusan.

Pendeketan Sistem dalam Organisasi



Pengertian Sistem

System bukanlah “cara” atau “metode” seperti yang banyak dikatakan orang. Cara hanyalah bagian kecil dari suatu system. Istilah system meliputi spectrum yang sangat luas. Misalnya manusia, binatang, alam semesta, mobil, motor, lembaga tertentu adalah sebagai suatu system. Murdick dan Ross sistem (1993) adalah seperangkat susunan yang digabungkan satu dengan lainnya untuk mencapai suatu tujuan.  Menurut Webster Unbridge, sistem adalah elemen – lemen yang saling berhubungan dan membentuk satuan organisasi dan menurut Scott (1996) sistem terdiri dari unsur – unsur seperti masukan (input), pengolahan (processing), serta keluaran (output). Sehingga dapat di sintesakan bahwa sistem merupakan sekumpulan sub sistem yang terdiri dari perangkat – perangkat yang saling bekerja satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan.

a. Sistem Perencanaan
Perencanaan (planning), merupakan fungsi pertama dari proses manajemen yang fungsinya untuk menentukan tujuan dan bagaimana tujuan tersebut dicapai “planning is coping with uncertainty by formulating future courses of action to achieve specified result” (kinick dan Williams, 2006). Perencanaan merupakam kegiatan untuk memperkirakan kegiatan dimasa. yang akan datang. Oleh sebab itu perencanaan yang baik hendaknya mengandung unsure unsur ;
1.    perencanaan dirumuskan secara jelas dan dijabarkan secara operasional.
2.    adanya kebijaksanaan untuk mencapai tujuan dala garis besarnya.
3.     adanya prosedur pembagian tugas serta hubungannya antara anggota kelompok masing-masing.
4.    adanya kemajuan yaitu penetapan standar kemajuan yang hendak dicapai.
5.     adanya program yaitu langkah langkah kegiatan untuk mencapai tujuan.

b. Model perencanaan
Sistem pendidikan menurut Mc Grath, (1972) pendekatan system bukanlah suatu rangkaian berseri, maupun bertahan, system tersebut dinamis yang diprosesnya terjadi secara interaktif. Sedangkan Hussain, (1972) menyatakan bahwa system pendidikan dicirikan dalam bentuk kepercayaan, metode, bermacam-macam sumber untuk memproduksi segala bentuk perubahan-perubahan pada kebiasaan atau tingkah laku para peserta didik. Pendidikan dicirikan lebih lanjut sebagai suatu institusional fungsional dalam system pendidikan dalam melayani masyarakat.

2. Tanggung Jawab Manajer
a. Definisi Manajer
Manajer adalah orang yang memiliki tanggung jawab dalam usaha memajukan dan mempertahankan perusahaan,terutama saat-saat sulit. Adapun menurut A.F.Stoner bahwa, “para manajer sebagai perencana, pengorganisasi, pemimpin dan pengendali organisasi.” Lebih jauh lagi James A.f .Stoner mengatakan bahwa,” sebenarnya setiap manajer-seperti pemimpin klub olahraga atau direktur utama suatu perusahaan multinasional-memegang peranan yang lebih luas untuk menggerakan organisasi menuju tujuan yang telah ditetapkan”. Merurut James A.F. Stoner manajer yaitu :7
1. Bekerja dengan orang lain
2. Bertanggung jawab
3. Menyelaraskan tujuan dan menentukan prioritas
4. Berfikir secara analitis dan konseptual
5. Mediator (penengah), politikus, diplomat, symbol dan pengambil keputusan yang sukar.

b. Tugas dan tanggung jawab manajer :
Top Manager (Manajer Tingkat Atas)
a) Mengonsep dan mewujudkan visi dan misi perusahaan atau pun organisasi
b) Merancang strategi perusahaan secara keseluruhan, termasuk memutuskan kebijakan akuisisi dan merger.
c) Mengedepankan pekerjaan dengan format keputusan bersifat umum (abstrak), dan selanjutnya memerintahkan pihak middle dengan tujuan sesuai yang diarahkan.
d) Informasi yang diterima oleh pihak top management cukup yang bersifat poin-poinnya saja
e) Manajemen tingkat atas tidak membutuhkan informasi tentang berapa banyak penjualan hari ini, yang diperlukan adalah berapa besar penjualan dari bulan ke bulan dan apakah ada tren (kecenderungan ) naik atau turun sehingga dari informasi ini akan diketahui kondisi di masa akan datang yang akan terjadi
f) Perangkat yang dibutuhkan oleh top management meliputi DSS ( Decision Support System) dan berapa perangkat lunak lainnya seperti Outlook Soft, informasi builder, Knowledge, Storm dan sebagainya.

3. Analisis Sistem dalam Organisasi
Analisis Sistem (system analysis) adalah penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian – bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan, kesempatan maupun hambatan – hambatan yang terjadi dan kebutuhan – kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan – perbaikannya.
a) Dekomposisi
Untuk menganalisa dan memahami secara menyeluruh sebuah sistem yang besar, biasanya dibutuhkan waktu yang cukup lama. Untuk mempermudah pekerjaan itu dibutuhkan system dekomposisi. Dekomposisi adalah pembagian sistem kedalam komponen – komponen yang lebih kecil (subsistem). Dekomposisi memiliki beberapa keuntungan :
a. Analisis menjadi lebih mudah menmengatur dan menganalisa setiap subsistem secara lebih detail.
b. Pada pengembangan sistem, sistem bisa di dekomposisi menjadi beberapa modul. Modul sistem terdiri dari empat elemen subsistem yaitu :
masukan, pengolahan, keluaran dan umpan balik

b) Modularitas
Konsep modularitas berhubungan dengan dekomposisi. Pada saat melakukan dekomposisi, diharapkan sistem yang besar terbagi menjadi subsiste, - subsistem yang relatif sama ukurannya. Dengan modul – modul ini maka beban kerja mengembangkan
sistem bisa didistribusikan secara merata pada semua sumber daya yang ada. Pengembangan sistem jadi lebih sederhana karena hanya terfokus pada satu modul terlebih dahulu, baru dilakukan integrasi antar modul.
c) Coupling
Dari modul –modul yang kita peroleh, kadang – kadang ditemukan beberapa modul yang memiliki ketergantungan dengan modul yang lain. Pada kasus seperti ini, modul – modul yang saling bergantung harus dipasangkan (di-couple). Dengan cara ini bisa diketahui modul yang bisa bekerja secara independen dan modul – modul yang harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum modul yang lain bisa bekerja.
d) Kohesi
Dari proses coupling antar modul, kita bisa dapatkan kelompok – kelompok modul dengan karakteristik yang hampir sama. Disini muncul konsep kohesi dimana kelompok modul itu harus dianalisis bersama – sama dengan kelompok modul yang saling berkohesi.
c. Analis Sistem
Analisis sistem merupakan pekerjaan yang bertugas menganalisis suatu sistem yang berlaku dalam suatu organisasi. Tugas utama dari seorang analis sistem adalah menentukan bentuk sistem yang akan dibangun nantinya. Keputusan ini tidak mudah.
Kesalahan menentukan format sistem yang akan dibangun akan berakibat pada gagalnya proyek yang dikerjakan.

Adapun hal – hal tanggung jawab dari seorang analis sistem
meliputi :
a. Pengambilan data yang efektif dari sumber bisnis
b. Aliran data menuju ke komputer
c. Pemrosesan dan penyimpanan data dengan komputer
d. Aliran dari informasi yang berguna kembali ke proses bisnis
dan penggunanya.
4. Sibernetika
Teori sibernetika menekankan hubungan timbal balik diantara semua bagian dari sebuah sistem. Kami akan menyajikan dua genre teori sibernetika. Pertama, satu kelompok teori yang umumnya berasal dari rubrik penggabungan informasi (information - integration). Kedua, satu kelompok teori yang umumnya dikenal sebagai teori konsistensi ( consistency theories ). Teori Penggabungan Informasi (information integration) bagi pelaku komunikasi berpusat pada cara kita mengakumulasi dan mengatur informasi tentang semua orang, objek, situasi, dan gagasan yang membentuk sikap atau kecenderungan untuk bertindak dengan cara yang positif atau negatif terhadap beberapa objek. Pendekatan penggabungan informasi adalah salah satu model paling populer yang menawarkan untuk menjelaskan pembentukan informasi dan perubahan sikap. Informasi adalah salah satu dari kekuatan tersebut dan berpotensi untuk memengaruhi sebuah sistem kepercayaan atau sikap individu. Sebuah sikap dianggap sebagai sebuah akumulasi dari informasi tentang sebuah objek, seseorang, situasi, atau pengalaman.
Dua variabel nampaknya memiliki peranan penting dalam memengaruhi perubahan sikap. Pertama adalah valance atau arahan. Valance mengacu pada apakah informasi mendukung keyakinan Anda atau menyangkal mereka. Ketika informasi menyokong keyakinan anda, maka informasi tersebut mempunyai valance “positif”. Ketika tidak menyokong, maka valance “negatif”. Variabel kedua yang memengaruhi dampak dari informasi adalah bobot yang anda berikan terhadap informasi. Bobot adalah sebuah kegunaan dari kredibilitas. Perubahan sikap terjadi karena informasi baru yang muncul dalam keyakinan adanya perubahan dalam sikap atau karena informasi yang baru mengubah bobot atau valance pada sebentuk informasi. Jadi, valance memengaruhi bagaimana informasi memengaruhi sistem keyakinan anda dan bobot memengaruhi seberapa banyak pengaruh itu bekerja.

1. Teori Nilai Ekspektasi.
Salah satu dari ahli teori penggabungan informasi yang sangat terkenal dan dihormati adalah Martin Fishbein. Karya Fishbein menyoroti sifat kompleks dari perilaku yang diketahui sebagai teori nilai ekspektasi (expectancy-value theory). Menurut fishbein, ada dua macam keyakinan. Pertama yakin pada suatu hal. Ketika anda meyakini sesuatu, anda akan berkata bahwa hal tersebut ada. Kedua, yakin pada perasaan.

2. Teori Tindakan yang Beralasan.
Icek ajzen dan Martin Fishbein memperluas cakupan dari teori nilai ekspektasi dengan menambahkan faktor intensi dalam rumus. Hal ini sebagai sebuah teori dari tindakan yang beralasan. Misalnya seseorang yang ingin bekerja karena mendapat upah sebagai salah satu reward yang didapat. Teori penggabungan informasi berhubungan dengan sistem faktor. Apa yang anda fikirkan tentang isu dan bagaimana anda berperilaku, dihasilkan dari sebuah interaksi kompleks diantara variabel sebagai salah satu karya dari Fishbein dan Ajzen yang membantu kita melihat apakah hubungan
mereka.

Text Widget

apa yang anda baca adalah tugas -_-
 

Blog Template by BloggerCandy.com